Terinspirasi  dari sebuah cerita aku pun menulis , dimana disaat seorang anak belajar bela diri menggunakan tongkat disuruh oleh gurunya untuk memperhatikan sebatang pohon dan sebatang bambu di saat angin bertiup kencang. Suatu hari anak itu pun mengamati apa yang disuruh oleh gurunya, disana dia melihat perbedaan yang apabila tidak diperhatikan dengan teliti, perbedaan itu tak akan nampak. Disana ketika angin bertiup kencang , pohon yang tidak mengikuti arah angin lama-kelamaan tumbang, sedangkan bambu yang batangnya kecil tidak patah. Terbenak di dalam pikiran anak itu “ kenapa pohon besar bisa patah sedangkan bambu yang kecil tidak?”. Dia berpikir sejenak, “aku tahu bambu itu saat di terjang angin,dia mengikuti arah angin sedangkan pohon besar itu tidak, tapi mengapa guru menyuruhku sesuatu yang tidak penting?”. Kedua kalinya gurunya menyuruh  ia mengamati dua kutu, satu kutu yang hidup di tubuh monyet peliharaannya dan satu lagi berada dalam kotak kecil. Kutu itu memiliki ukuran tubuh dan jenis yang sama, tapi saat kutu dari monyet dan kutu dari kotak tersebut di perhatikan, loncatan antara kedua kutu tersebut berbeda. Kutu yang dari monye lebih tinggi loncatannya dari pada kutu yang ada di dalam kotak. Anak itu berpikir “ kenapa bisa?”. Hampir 17 jam ia hanya duduk di depan kotak yang sekarang di dalamnya ada dua kutu yaitu kutu dari monyet dan kutu dari kotak, saking penasaran akan hal tesebut dia mengeluarkan kedua kutu tersebut dan memperhatikannya. Ia kaget, saat mendapati kedua kutu yang tadi jauh beda lompatannya, kini sama bahkan percis. Dia masih bingung. Setelah itu  ia bercerita kepada gurunya tentang apa yang ia lihat, gurunya menjelaskan benar apa yang dia lihat, “jadi ibaratkanlah dirimu seperti bambu, walaupun kecil kamu tidak patah dan anggaplah angin itu sebuah rintangan, disaat rintangan itu menimpamu mungkin pertama kamu akan lembek dan terbawa oleh rintangan itu, tapi disaat yang sama kamu akan kembali seperti keadaan semula bahkan kamu dapat lebih dari keadaan semula, layaknya bambu yang di terpa angin ia mundur kebelakang dan disaat yang sama ia akan lebih maju dari keadaannya”. Sedangkan kutu itu, kkutu yang dari monyet lebih tinggi lompatannya karena dia terbiasa di alam bebas, sedangkan yang di dalam kotak, ia juga terbiasa di dalam kotal. Murid pun bertanya “ maksudnya?”. “Jadi begini, disaat kedua kutu itu ditanding, kutu yang dari monyet lebih tinggi lompatannya, tapi setelah kutu itu berada di dalam kotak , kutu yang tadinya lompatannya lebih tinggi akhirnya menjadi sama lompatannya. Itu dikarenakan, kutu itu terbatasi oleh tutup kotak, sehingga yang tadinya ia lebih tinggi, jadi hanya bisa melompat setinggi tutup kotak tersebut, disini kamu dapat belajar, jangan pernah membuat batasan terhadap dirimu, walaupun kamu sudah merasa lebih di banding yang lain, kamu harus tetap berusaha dan percaya bahwa kamu bisa lebih daripada kelebihan kamu tersebut”. Disini aku mendapat kesimpulan bahwa jika kita berada dalam masalah mungkin kita akan ciut, tapi kita harus yakin bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya serta kita harus yakin bahwa kita tetap bertahan dan harus lebih baik keadaannya dari sebelumnya, layaknya bambu yang yang diterpa angin, sedangkan dari kutu aku berkesimpulan,  jika kita memiliki sesuatu yang lebih jangan pernah kita merasa lebih karena pasti ada yang lebih dari kita dan janganlah membuat batasan dalam hidup karena jika kita membuat batasan dan suatu hari kita akan mencapai batasan tersebut, maka kita mungkin akan merasa puas, seharusnya kita harus tetap berusaha da yakin bahwa kita bisa melebihi batasan tersebut, karena impian pun tak pernah ada batasnya.
Labels :
wallpapers
Mobile
Games
car body design
Hot Deal