Dari api ku belajar keberanian ...
Dari air ku belajar ketenangan ...
Dari tanah ku belajar ketabahan ...
Dari batu ku belajar kekuatan ...
Dari pohon ku belajar kemandirian ...
Dari sutera ku belajar kelembutan ...
Dan dari kalian ku belajar persahabatan ...
Sahabat,
Walaupun jalan yang berliku kita telah tempuh,
Walaupun samudera berombak telah kita arungi,
Walaupun gurun pasir telah kita lewati,
Bersama-sama...
Namun, jika kita saling melupakan,
Semua itu bukanlah moment yang berarti,
Melainkan hanya sampah!
Sampah yang tak ada artinya!
Tapi jika kita salin ingat, meyayangi dan memahami,
Semua itu akan menjadi sesuatu yang lebih berharga dari logam mulia,
Di saat kita bersama,
Di waktu kita tertawa, menangis, merenung karena cinta,
Jangan pernah lupakan ikatan persahabatan kita,
Janji sahabat yang kita ucapkan,
Hingga nafas,
Denyut nadi,
Detak jantung
Kita yang terakhir
Di saat ajal menjemput,
Jangan lupakan itu!


Pa Adi, maaf lagi pa ga nyambung ke sosiologi, bingung mau nulis apa,, hhe.
Cuma ini yang bisa saya tulis kata-kata buat anak X.C ...

Terinspirasi dari film ‘The Fame’ saya menulis tulisan ini. Film ini menceritakan tentang sebuah sekolah seni yang menerima murid-murid dari berbagai kalangan. Di saat para murid itu harus melewati ujian untuk masuk ke sekolah tersebut tentunya mereka pasti memiliki halangan dan rintangan karena jalan hidup itu tidak ada yang bagus, sebagus apapun jalannya pasti ada yang rusak juga. Pada saat mereka di terima di sekolah tersebut dan hari pertama mereka melakukan orientasi sang kepala sekolah berkata “ janganlah kalian melakukan sesuatu yang baik hanya untuk mewujudkan keinginan kalian yaitu menjadi terkenal “. Hingga pada akhirnya mereka lulus karena mereka yakin mereka dapat melakukan apa yang harus mereka lakukan. Pada saat acara kelulusan mereka, mereka menyanyikan sebuah lagu “Jangan lepaskan impianmu, raihlah itu, jadilah dirimu sendiri karena suatu saat dunia akan mengetahuinya”. Dari sini saya dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk menggapai impian itu kita harus percaya akan diri kita sendiri karena pasti impian kita akan terwujud. Dalam sesuatu janganlah hanya ingin melihat hasilnya, karena tidak semua orang menilai sesuatu itu dari hasilnya. Sesuatu itu dinilai bukan karena hasil an harganya melainkan oleh proses pengerjaan dan cara kita menghargai sesuatu tersebut.

Jejaring Sosial, bukan kata yang asing bagi orang orang yang hidup di zaman modern dan canggih seperti sekarang. Tentunya sebagai hal yang banyak peminatnya, situs-situs jejaring sosial makin banyak dan makin bagus. Namun, tidak ada ciptaan manusia yang dapat menyentuh tingkatan SEMPURNA dan setiap sesuatu pasti memiliki sesuatu yang baik dan buruk juga, begitu pula jejaring sosial, jejaring sosial memiliki sisi positif dan sisi negatif. Pertama, sisi negatif dari jejaring sosial adalah jejaring sosial banyak digunakan sebagai sarana kejahatan seperti penculikkan, pengedaran narkoba dan lain lain. Sedangkan sisi positifnya adalah kita dapat mengenal banyak orang dan mendapat banyak teman walaupun sebenarnya kita tidak tahu karakter orang itu seperti apam tapi asalkan kita berhati-hati insyaAllah kita tidak akan kecipratan hal yang negatif. Manfaat berteman dengan orang banyak pun banyak salah satunya kita mendapat banyak pengalaman serta kita dapat bertukar pikiran antara satu sama lain dan bahkan dapat bertukar cerita cerita pengalaman baik dan buruk terhadap morang tersebut. Jadi, manfaatkanlah sesuatu hal itu dengan baik karena suatu saat kita juga akan mendapat hal yang baik.

Maraknya lelaki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian lelaki, sekarang sudah dianggap hal biasa oleh kebanyakan masyarakat. Padahal di dalam agama Islam di dalam kitabnya yaitu Al-Quran telah menjelaskan bahwa perbuatan itu tidak boleh dilakukan bahkan jelas diharamkan. Sedangkan dalam ilmu sosiologi kejadian tersebut merupakan sebuah penyimpangan. Penyimpangan itu sendiri ada yang bersifat positif dan negatif, namun masalah diatas dapat dikategorikan sebagai penyimpangan yang negatif dalam gaya hidup. Mungkin menurut mereka dengan menggunakan pakaian yang seperti itu bisa dibilang modis atau mengikut trend dan lainnya, meskipun sebenarnya itu adalah sesuatu yang menyimpang dalam gaya hidup. Ada sebuah kata yang sering saya dengar entah itu pepatah atau apa yaitu “Apa yang kamu pakai itulah dirimu sebenarnya”, telah jelas didalam kata ini dijelaskan seseorang itu dapat dinilai dari cara berpakainnya, jadi jika seorang lelaki memakai pakaian seperti wanita berarti bahwa diri sebenarnya orang itu mungkin bukan lelaki tetapi sebaliknya, begitu pula jika wanita yang memakai pakaian lelaki dirinya juga menunjukan keadaan sebaliknya. Bahkan jika dilihat dari pakaian, kita juga bisa menebak karakteristik orang tersebut, apakah dia merupakan orang yang sopan dan baik atau orang yang memiliki perilaku buruk. Pakaian juga dapat mendatangkan nafsu bagi seseorang sebagai contoh ada seorang wanita yang berpakaian sangat bagus dan emas 24 karat membelit di tangannya hingga pada saat itu ia tampaklah terlihat seperti orang yang sangat kaya (meskipun sebenarnya emas itu merupakan pemberian orang lain sebagai hadiah ulang tahun). Hal itu dapat mengundang nafsu bagi para perampok untuk merampas apa yang ia pakai, karena di mana ada peluag kejahatan maka terjadilah kejahatan tersebut. Jadi, pakailah pakaian sesuai pada tempatnya dan pakailah pakaian yang sopan dan baik, agar kita terlihat baik di hadapan orang lain .

Jika diperhatikan banyak anak yang kurang mampu mengendalikan dirinya bahkan juga banyak anak yang berperilaku sewenang-wenang, salah satu faktornya mungkin karena masalah dalam keluarga atau pengalaman yang pernah dia alami, layaknya sang guru keluarga juga berperan dala pembentukkan kepribadian seorang anak, tidak sedikit anak yang jika masa kecilnya sering diperlakukan kasar oleh orang tuanya atau keluarganya maka jika ia sudah besar, ia juga akan bertindak demikian terhadap orang disekitarnya bahkan mungkin lebih buruk. Banyak jika diperhatikan di tempat tempat umum seperti lampu merah anak-anak kecil yang minta-minta, karena disuruh oleh orang tuanya, padahal mereka merupakan tanggung jawab orang tua mereka, hal yang seperti ini juga dapat berpengaruh terhadap kepribadian anak tersebut. Seharusnya para orang tua sadar atas apa yang akan terjadi pad a kepribadian anak mereka kelak jika mereka sudah dewasa, jika semenjak kecil mereka diperlakukan seperti itu. Maaf pa kalo tulisannya susah dimengerti.

*Sesuatu bukan dinilai dari harganya, melainkan dinilai dari dari cara kita menghargai sesuatu tersebut.

*Cinta datang tanpa bisa ditebak, kapan an kepada siapa hati manusia akan terlambat, kehadiarnnya bagaikan ombak lautan ganas yang akan menerjang segala sesuatu di depannya, tak jarang kita sendiri pun tak kuasa untuk menahannya.

*If i can reach the stairway to heaven now, i hope we will walk together at there.

*Ilmu itu jika tidak diamalkan laksana pohon tak berbuah.

*Setiap manusia sebenarnya sama tetapi yang melainkan mereka adalah amal dan ibadah mereka.

*Persahabatan itu tiada batas dan jangan pernah membatasi persahabatan.

*Lidah itu lebih tajam daripada pisau, maka jagalah lidah kita dari perkataan yang dapat menyayat hati orang lain.

*Jika sesuatu yang kita inginkan belum tercapai, mungkin itu adalah kemenangan yang tertunda.

*If you can see what i see, you are the answer to my prayers.

*Melewati hari-hari tanpa sahabat merupakan sesuatu yang tak pernah kubayangkan, dan semoga saja hal itu takkan terjadi, karena pada hakikatnya merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dan lainnya.

Terinspirasi dari sebuah cerita aku pun menulis , dimana disaat seorang anak belajar bela diri menggunakan tongkat disuruh oleh gurunya untuk memperhatikan sebatang pohon dan sebatang bambu di saat angin bertiup kencang. Suatu hari anak itu pun mengamati apa yang disuruh oleh gurunya, disana dia melihat perbedaan yang apabila tidak diperhatikan dengan teliti, perbedaan itu tak akan nampak. Disana ketika angin bertiup kencang , pohon yang tidak mengikuti arah angin lama-kelamaan tumbang, sedangkan bambu yang batangnya kecil tidak patah. Terbenak di dalam pikiran anak itu “ kenapa pohon besar bisa patah sedangkan bambu yang kecil tidak?”. Dia berpikir sejenak, “aku tahu bambu itu saat di terjang angin,dia mengikuti arah angin sedangkan pohon besar itu tidak, tapi mengapa guru menyuruhku sesuatu yang tidak penting?”. Kedua kalinya gurunya menyuruh ia mengamati dua kutu, satu kutu yang hidup di tubuh monyet peliharaannya dan satu lagi berada dalam kotak kecil. Kutu itu memiliki ukuran tubuh dan jenis yang sama, tapi saat kutu dari monyet dan kutu dari kotak tersebut di perhatikan, loncatan antara kedua kutu tersebut berbeda. Kutu yang dari monye lebih tinggi loncatannya dari pada kutu yang ada di dalam kotak. Anak itu berpikir “ kenapa bisa?”. Hampir 17 jam ia hanya duduk di depan kotak yang sekarang di dalamnya ada dua kutu yaitu kutu dari monyet dan kutu dari kotak, saking penasaran akan hal tesebut dia mengeluarkan kedua kutu tersebut dan memperhatikannya. Ia kaget, saat mendapati kedua kutu yang tadi jauh beda lompatannya, kini sama bahkan percis. Dia masih bingung. Setelah itu ia bercerita kepada gurunya tentang apa yang ia lihat, gurunya menjelaskan benar apa yang dia lihat, “jadi ibaratkanlah dirimu seperti bambu, walaupun kecil kamu tidak patah dan anggaplah angin itu sebuah rintangan, disaat rintangan itu menimpamu mungkin pertama kamu akan lembek dan terbawa oleh rintangan itu, tapi disaat yang sama kamu akan kembali seperti keadaan semula bahkan kamu dapat lebih dari keadaan semula, layaknya bambu yang di terpa angin ia mundur kebelakang dan disaat yang sama ia akan lebih maju dari keadaannya”. Sedangkan kutu itu, kkutu yang dari monyet lebih tinggi lompatannya karena dia terbiasa di alam bebas, sedangkan yang di dalam kotak, ia juga terbiasa di dalam kotal. Murid pun bertanya “ maksudnya?”. “Jadi begini, disaat kedua kutu itu ditanding, kutu yang dari monyet lebih tinggi lompatannya, tapi setelah kutu itu berada di dalam kotak , kutu yang tadinya lompatannya lebih tinggi akhirnya menjadi sama lompatannya. Itu dikarenakan, kutu itu terbatasi oleh tutup kotak, sehingga yang tadinya ia lebih tinggi, jadi hanya bisa melompat setinggi tutup kotak tersebut, disini kamu dapat belajar, jangan pernah membuat batasan terhadap dirimu, walaupun kamu sudah merasa lebih di banding yang lain, kamu harus tetap berusaha dan percaya bahwa kamu bisa lebih daripada kelebihan kamu tersebut”. Disini aku mendapat kesimpulan bahwa jika kita berada dalam masalah mungkin kita akan ciut, tapi kita harus yakin bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya serta kita harus yakin bahwa kita tetap bertahan dan harus lebih baik keadaannya dari sebelumnya, layaknya bambu yang yang diterpa angin, sedangkan dari kutu aku berkesimpulan, jika kita memiliki sesuatu yang lebih jangan pernah kita merasa lebih karena pasti ada yang lebih dari kita dan janganlah membuat batasan dalam hidup karena jika kita membuat batasan dan suatu hari kita akan mencapai batasan tersebut, maka kita mungkin akan merasa puas, seharusnya kita harus tetap berusaha da yakin bahwa kita bisa melebihi batasan tersebut, karena impian pun tak pernah ada batasnya.

habis makan di warteg,,, kenyaaaaang,, eh ngeliat tetangga kamar sebelah kosan yang orang nya cuek abis lagi bantu kakek-kakek nyeberang jalan deket pertigaan gerlong,, terus dianterin sampai ke tujuan si kakek (sambil ngebuntutin dia si saya). i think " ternyata orang yang cuek kaya gitu punya jiwa sosial yang tinggi, seharusnya kita juga harus menumbuhkan dalam benak kita rasa sosial yang tinggi, karena kita sama-sama makhluk ciptaan Allah.. :)

The Climb ....